Jumat 30 Jan 2015 20:13 WIB

Kota Padang Hadapi Ancaman Difteri

Rep: C70/ Red: Indira Rezkisari
Sebuah iklan layanan masyarakat soal difteri (ilustrasi)
Foto: [ist]
Sebuah iklan layanan masyarakat soal difteri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kota Padang tengah menghadapi ancaman penyebaran virus difteri. Menurut data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, hingga saat ini ditemukan enam kasus difteri di tiga kecamatan. Dua orang dinyatakan positif terjangkit virus yang bermasa inkubasi satu sampai lima hari ini.

Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, penyakit difteri ini dipandang sebagai kejadian luar biasa (KLB) yang perlu cepat ditangani. "Kelompok masyarakat yang rentan terserang virus ini harus secepatnya diberi vaksin sebagai tindakan antisipatif dan prefentif," ujarnya saat mencanangkan penimbangan massal dan bulan Vitamin A di Palanta, Padang, Sumatera Barat, Jumat (30/1).

Ia menginstruksikan kepada camat dan lurah di Kota Padang, agar menghimbau kepada warganya untuk mewaspadai virus difteri ini. Ia mengatakan, telah meminta Dinas Kesehatan Kota (DKK) segera mengantisipasi dan mengidentifikasi kemungkinan difteri ini menyerang warga, sekaligus tenaga kesehatan di Puskesmas dan Pustu untuk melakukan sosialisasi dan memberikan vaksin kepada anak sekolah dasar hingga tingkat PAUD dan Posyandu.

"Para orang tua agar memperhatikan ketahanan tubuh anak-anaknya, sebab ketika ketahanan tubuh lemah, maka virus apapun mudah menyerang," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Rosnini Savitri mengungkapkan, kasus difteri untuk Sumatera Barat, baru ditemukan di Kota Padang. "Di daerah, belum ada laporan tentang difteri. Karena baru terjadi di Kota Padang, maka akan kita fokuskan penanganannya," ungkapnya.

Ia menjelaskan, virus ini menyerang anak berusia 15 tahun kebawah dengan ciri-ciri demam tinggi, susah menelan, adanya lendir di tenggorokan yang menyebabkan susah bernafas. "Bila tidak secepatnya ditangani akan berakibat kematian," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala DKK Padang Eka Lusti mengatakan, pada Februari 2014, kasus difteri juga dinyatakan KLB. Waktu itu, katanya, terjadi di Kecamatan Koto Tangah dan Kuranji. "Penanggulangannya dilakukan dengan memberikan imunisasi kepada anak yang berumur 2 hingga 5 tahun di kedua kecamatan,” katanya.

Sedangkan tahun ini, lanjutnya, terjadi di kecamatan Padang Utara, Koto Tangah dan Kuranji. Dinas kesehatan akan fokus memberikan imunisasi pada tiga kecamatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement