Selasa 27 Jan 2015 07:56 WIB

Malas Bergerak? Waspada Penyakit Ini Mengintai

Rep: CR05/ Red: Indira Rezkisari
Tidur/ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Tidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Orang-orang yang merasa sulit untuk beranjak dari tempat tidur terutama pada akhir pekan dimungkinkan menderita masalah kesehatan kronis, seperti obesitas dan diabetes. 

Para ilmuwan mengatakan, orang dengan istilah pola hidup "jet lag" tersebut kemungkinan akan menderita gangguan metabolik kronis. 

Temuan tersebut berdasarkan analisis para peneliti yang dilakukan selama bertahun-tahun pada lebih dari 800 orang sebagai bagian dari Dunedin Longitudinal Study di Selandia Baru. Penelitian menemukan hubungan antara lemak dalam tubuh dengan pola hidup jet lag dan atau pola tidur.

Kendati pola hidup jet lag belum bisa dikatakan telah menyebabkan obesitas, namun para ilmuwan percaya bahwa tubuh yang malas bergerak akan menderita metabolisme buruk yang dapat memicu obesitas serta penyakit kronis lainnya.

Peneliti menemukan bahwa untuk setiap dua jam sosial jet lag saja misalnya, bisa menaikkan berat badan rata-rata sekitar 2,5 kilogram. Tentunya peningkatan tersebut juga dikarenakan lemak dalam tubuh.

"Obesitas, sama halnya dengan masalah kesehatan yang kompleks. Hasil dari sejumlah penelitian kami menunjukkan bahwa pola jet lag adalah salah satu faktor yang perlu diperhitungkan," kata Michael Parson dari Mammalian Genetics Unit di Medical Research Council di Harwell, seperti dikutip dari Independent, Selasa (27/1).

Adapun istilah pola sosial jet lag merupakan ekspresi budaya yang pertama kali diciptakan oleh Marc Perraud. Di mana pola ini menggambarkan fenomena sosial orang yang sibuk pada hari kerja akan malas beraktivitas di akhir pekan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement