Selasa 11 Nov 2014 09:44 WIB

Pasien Diabetes Melitus Berpotensi Tuberkulosis

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Diabetes (ilustrasi)
Foto: AP/Reed Saxon
Diabetes (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun 2011, WHO menyatakan bahwa  di dunia terdapat lebih dari 9 juta orang menderita tuberkulosis (TB). Dengan angka kematian mencapai 1,5 sampai 2 juta per tahun. Data tahun 2013, estimasi prevalensi TB  di Indonesia 297 per 100 ribu penduduk, dengan angka kematian 27 per 100 ribu penduduk.

Sedangkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013, prevalensi diabetes mellitus (DM) di Indonesia mencapai 6,9 persen. Sementara data International Diabetes Federation (IDF)  tahun 2013,  di dunia lebih dari 382 juta orang terkena DM, untuk  Indonesia 8,5 juta orang dengan peringkat prevalensi ke 7 di dunia. WHO menyatakan tahun 2030, diperkirakan 21,3 juta orang, menjadi peringkat ke 4 setelah Cina, India dan Amerika Serikat.

Lalu apa kaitannya TB dan DM ini? Menurut KaSubdit Pengendalian Diabetes Mellitus Direktorat PPTM, Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, Drg Dyah Erti Mustikawati MPH, di negara berkembang diabetes tipe 2 meningkat cepat sama halnya dengan peningkatan kasus TB. Pada pasien DM risiko menjadi sakit TB sebesar  dua sampai tiga, dibandingkan dengan pasien TB tanpa DM. Dilaporkan dari 22 negara dengan beban tinggi TB, dalam 3 tahun terahkir ini prevalensi diabetes  meningkat 52 persen dan kasus TB meningkat.

“Rekomendasi WHO tahun 2011 keterkaitan TB dan DM sekitar 10 persen dan tahun 2013  meningkat menjadi 15 persen,” ungkapnya dalam Seminar Sehari Penatalaksanaan TB Terkini yang diselenggaakan PT Phapros Tbk di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu. 

Ia menambahkan konsentrasi obat anti tuberkulosis (OAT) dalam plasma pasien TB dengan DM lebih rendah dibandingkan dengan pasien TB tanpa DM. ini berisiko hasil pengobatannya gagal pengobatan atau resistensi OAT. Infeksi TB dapat memicu onset DM atau sulit mengendalikan glikemia pada pasien DM.

Menurutnya, peningkatan prevalensi DM akan menghambat pengendalian Tuberkulosis menuju eliminasi, terutama di negara dengan beban TB besar seperti Indonesia. Skrining TB pada pasien dengan Diabetes Mellitus tampaknya memberikan peluang untuk deteksi dini dan pencegahan TB.

“Rencana terstruktur untuk pengintegrasian layanan TB-DM  merupakan hal yang realistis dan harus segera dilaksanakan secara bertahap,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement