Rabu 29 Oct 2014 15:56 WIB

Perkaya Kosakata Cegah Demensia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agung Sasongko
Wanita lansia.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wanita lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menderita demensia ketika usia mereka bertambah. Untuk menebus kerugian ini, cadangan kognitif otak diperlukan. Peneliti dari University of Santiago de Compostela telah memelajari faktor-faktor apa yang dapat membantu meningkatkan cadangan ini dan mereka menyimpulkan bahwa memperkaya kosakata bahasa merupakan faktor penting tersebut.

Cadangan kognitif adalah kapasitas otak untuk mengompensasi hilangnya fungsi-fungsi otak. Cadangan ini tidak dapat diukur secara langsung, melainkan dihitung melalui indikator yang diyakini untuk meningkatkan kapasitas ini. Peneliti menemukan bahwa kosakata yang luas memengaruhi cadangan kognitif pada orang tua.

"Kami fokus pada tingkat kosakata karena dianggap sebagai indikator kecerdasan. Ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman kita tentang hubungannya dengan cadangan kognitif otak," ujar penulis studi, Cristina Lojo Seoane, dilansir dari Medical News Today, Rabu (29/10).

Tim peneliti memilih sampel 326 partisipan terdiri atas 50-222 orang sehat dan 104 orang dengan gangguan kognitif ringan. Mereka kemudian diukur kekayaan kosakatanya, bersamaan dengan langkah-langkah lain, seperti tahun-tahun mereka sekolah, kompleksitas pekerjaan, dan kebiasaan membaca mereka. Peneliti juga menganalisis skor partisipan yang diperoleh dari berbagai tes, seperti subtes kosakara versi Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) dan Peabody Picture Vocabulary Test.

"Dengan analisis regresi, kami menghitung probabilitas penurunan tingkat kosakata peserta," tambah Seoane.

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi yang lebih besar dari kerusakan kognitif tingan pada peserta yang mencapai skor tingkat kosakata yang lebih rendah. Ini membawa peneliti pada kesimpulan bahwa tingkat kekayaan kosakata merupakan cadangan ukuran kognitif yang melindungi seseorang dari penurunan kognitif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement