Selasa 14 Oct 2014 10:15 WIB

Otak Manusia Merespons Hewan Peliharaan Bagai Anak Sendiri

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
.
Foto: Antara
.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru di Massachusetts General Hospital (MGH) melibatkan 14 wanita yang memiliki setidaknya seorang anak berusia 2-10 tahun dan seekor anjing atau kucing yang telah tinggal bersamanya lebih dari dua tahun. Peneliti kemudian menggunakan teknologi pencitraan MRI atau scan otak untuk memonitor aktivitas otak si ibu.

Ketika si ibu melihat foto-foto sang anak sedang bersama dengan hewan peliharaannya, maka sebuah wilayah di otak yang berperan dalam pengenalan wajah dan fungsi memproses visual menunjukkan respons yang lebih besar terhadap si anjing atau si kucing. Artinya, si ibu memberikan respons atau konsentrasi lebih besar terhadap hewan peliharaannya ketimbang anaknya.

Namun, ketika peserta melihat foto anak-anak mereka dengan anak-anak lain, otak mereka hanya merespons aktif foto anak mereka. Penelitian ini diterbitkan di dalam Journal of PLoS One pada 3 Oktober lalu.

"Hewan memegang tempat khusus di hati dan kehidupan banyak orang. Bukti klinis menunjukkan bahwa berinteraksi dengan hewan peliharaan memberikan manfaat positif terhadap fisik, sosial, dan emosional seseorang," kata salah seorang penulis studi, Dr Lori Palley, dilansir dari Newsmax Health, Selasa (14/10).

Studi  menemukan bahwa kadar hormon oxytocin yang berperan dalam interaksi antar pasangan atau ikatan darah naik ketika seseorang berinteraksi dengan hewan peliharaannya. Peneliti lainnya, Lukas Soreckel mengakui studi kecil ini menunjukkan bahwa ada jaringan umum di otak yang penting membentuk pasangan dan ikatan perasaan bila seorang wanita melihat foto anaknya atau hewan peliharaannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement