Senin 26 May 2014 13:23 WIB

Deteksi Dini Bantu Cegah Penyakit Jantung

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Kesehatan Jantung (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kesehatan Jantung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia hanya sebesar 0,5 persen. Penderita lainnya terdiagnosis dokter atau gejala hanya sebesar 1,5 persen.

Taufik menjelaskan kurangnya pemahaman bahwa penyakit jantung bisa menyerang segala usia, termasuk usia produktif, menjadikan penyakit jantung terkadang terlambat untuk ditangani. Terlebih lagi, 20 persen gejala penyakit jantung tidak khas sehingga banyak yang tidak menyadari dirinya memiliki masalah dengan jantung.

Melihat kecenderungan semakin mudanya usia penderita penyakit jantung, deteksi dini sejak usia muda pun akhirnya menjadi kebutuhan dan keharusan. Salah satu cara untuk mendeteksi kelainan pada jantung, yakni dengan menggunakan CT Scan. Alat tersebut berfungsi untuk mengecek kesehatan jantung dan mengetahui kondisi pembuluh darah arteri.

Teknologi CT Scan terbaru, yakni Dual Source CT Scan atau DSCT Flash yang memiliki kecepatan tinggi dan akurasi pencitraan lebih detail. Dalam hitungan detik, scanning bisa terlaksana. Alat pencitraan baru ini sangat baik untuk digunakan dalam pemeriksaan CT Cardiac atau melihat fungsi jantung.

“Dengan berbagai fitur yang lebih detail dan cepat, DSCT Flash dapat membantu tim medis menegakkan diagnosis yang tepat untuk penanganan yang lebih optimal,” komentar ahli Radiologi RSPI–Pondok Indah, Dr Med dr Luqman Adji Saptogino SpRad(K) SpKN.

Berbeda dengan teknologi CT Scan sebelumnya, DSCT Flash menggunakan dua “tabung” yang diletakkan di titik berbeda. Dua tabung ini akan memindai tubuh pasien dari sudut yang berlainan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk scanning menjadi sangat cepat.

Paparan radiasi pun bisa berkurang sampai dengan 50 persen. “Berkat keberadaan dua tube-nya, slice, atau detail lapisan pun semakin banyak sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam dan lebih akurat,” ujar Luqman.

Kualitas pencitraan jantung kerap kali tergantung pada kecepatan detak jantung. Semakin cepat detak jantung, semakin sulit untuk mendapatkan hasil yang detail. Pasien pun harus diberi beta-blocker untuk menurunkan kecepatan detak jantung.

Namun, dengan dua tube-nya, DSCT Flash dapat memberikan pencitraan akurat bagi jantung pasien dengan detak jantung berkecepatan tinggi. Sedangkan, pasien dengan detak jantung rendah atau stabil tak perlu menahan napas.

Teknik Flash Spiral scanning yang dimiliki DSCT Flash juga dapat memeriksa keseluruhan thorax dengan cepat, hanya dalam 0,6 detik. Teknologi DSCT Flash juga dapat memberikan pencitraan otak dan jantung sekaligus sehingga dokter dapat mencegah kemungkinan terjadinya cardioembolic stroke pada pasien stroke. Kelebihan lain DSCT Flash untuk pemeriksaan jantung adalah pasien cukup diberikan kontras dalam jumlah rendah sehingga meminimalisasi risiko efek samping kontras.

Tak hanya untuk jantung, DSCT Flash memiliki banyak keunggulan lain bagi pemeriksaan organ tubuh. Pada pasien anak, dengan waktu pemeriksaan yang lebih cepat dan pemeriksaan dada dan tubuh yang dapat dilakukan sekaligus, pasien anak tidak perlu diberikan sedasi atau anestesi agar mereka mudah diperiksa.

Kecepatan pemeriksaan DSCT Flash juga memberikan kelebihan tersendiri bagi pemeriksaan pasien trauma atau kecelakaan. Tim medis dapat memaksimalkan peluang hidup bagi pasien kritis dan harus cepat membutuhkan penanganan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement