Selasa 01 Apr 2014 20:23 WIB

Penyakit Kusta di Papua Urutan Ketiga Nasional

Kusta
Foto: 7amlha.com
Kusta

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Konsultan nasional penyakit kusta dan frambosya dr Arry Pongtiku mengatakan, penyakit kusta di Papua menduduki urutan ketiga nasional setelah Papua Barat dan Maluku.

Dari program pengobatan penyakit kusta dan frambosya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, rata-rata pasien kusta mencapai 1.300 kasus baru tiap tahun.  "Papua menempati urutan ketiga setelah Papua Barat dan Maluku," kata Arry di Jayapura, Selasa (1/4).

Dia mengatakan, angka kusta itu ditemukan di 17 kabupaten di Papua, di antaranya Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi, Biak Numfor, Kabupaten Mappi, Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Jaya Wijaya. Menurut dia, belum semua kabupaten di Papua didatangi guna pengobatan kusta, terutama kabupaten yang berada di daerah pegunungan seperti Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak.

Daerah-daerah terpencil lainnya di Papua, juga belum diakses padahal penyakit kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Untuk mengatasi masalah kusta, menurut dia, adalah menemukan pasien-pasien kusta lalu diobati. Setelah diobati maka tidak akan menular lagi ke keluarga terdekat, tetangga atau komunitas terdekat.

"Kalau kusta tidak diobati dengan baik maka suatu saat pasien kusta akan menjadi cacat," ucapnya.

Pasien kusta jika sudah cacat, maka kualitas hidupnya berkurang. Arry meminta, masalah kusta diangkat menjadi masalah lokal spesifik maka bisa terangkat menjadi masalah bersama untuk penanganan lebih fous, demikian juga dengan penyakit frambosya dan kaki gaja.

Dia mengatakan, penyakit-penyakit ini agak terabaikan dan bisa masuk dalam indikator kemiskinan. "Kalau ingin memberantas kemiskinan berarti harus mengobati penyakit-penyakit ini," tuturnya.

Dia mengaku, selalu optimistis dengan penanganan kusta apalagi didukung dengan kerja keras tim penanganan kusta sehingga tiap tahun banyak ditemukan kasus-kasus. "Mengobati kusta sama dengan memutuskan penularan," ujarnya.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr Beeri Wopari yang ditemui secara terpisah mengatakan, kusta banyak dialami warga yang tinggal di daerah-daerah yang akses transportasinya susah walaupun bisa dijangkau namun membutuhkan biaya yang cukup besar.

Selain itu, kusta juga menyebar di wilayah-wilayah yang penanganan kesehatan apa adanya atau belum dibarengi dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang memadai sehingga menular dikalangan usia orang dewasa dan anak-anak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement