Rabu 27 Nov 2013 09:59 WIB

Waspada Pilih Pembalut, Ini Risikonya

Sel kanker serviks( HeLa cell)
Foto: corbis.com
Sel kanker serviks( HeLa cell)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Perempuan diingatkan untuk lebih teliti memilih dan menggunakan pembalut. Soalnya, ada risiko yang perlu diperhatikan dan diwaspadai, yaitu dampak negatif penggunaannya dalam jangka panjang yang dapat menimbulkan infeksi sebagai pemicu terkena kanker serviks (rahim).

Pemilik PT PIMA Group Company, Raden Madlias, di Bandar Lampung, Rabu (27/11), dengan mengutip informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ditengarai banyak beredar pembalut wanita berkualitas rendah yang terbuat dari bahan baku limbah yang membahayakan kaum wanita.

"Pembalut yang dibuat dari bahan bekas itu menjadi berpotensi menyimpan kuman penyebab penyakit yang berbahaya bagi perempuan yang menggunakan pembalut tersebut, apalagi dalam jangka panjang," ujarnya.

Dia mengatakan, penggunaan pembalut seperti itu bagi perempuan dalam jangka panjang dapat menjadi penyebab terjadi infeksi pada rahim dan pada akhirnya memicu terkena kanker serviks yang merupakan salah satu kanker paling mematikan di dunia dan di Indonesia.

Madlias menyebutkan, beberapa penyebab terjadi kanker leher rahim itu, antara lain pernikahan dini yang berakibat organ perempuan yang harus menikah dini belum siap sehingga berdampak buruk.

Penyebab kanker rahim lainnya adalah bergonta-ganti pasangan dan kurang menjaga kebersihan badan serta lingkungan, khususnya organ intim perempuan. "Kesalahan dalam memilih dan memakai pembalut yang kurang higienis dan berkualitas rendah juga dapat memicu terjadi kanker serviks," ujar pemilik usaha di bidang kesehatan perempuan, aneka kue dan penganan, serta lembaga pendidikan/kursus bahasa Inggris itu.

Perempuan yang terkena kankers serviks relatif sulit terdeteksi sejak dini. Dikatakannya, kanker ini biasanya baru diketahui setelah masuk stadium II yang kemungkinan untuk dapat disembuhkan relatif kecil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement