Sabtu 15 Dec 2012 09:15 WIB

Mengapa Anak Indonesia Banyak yang Meninggal di Bulan Pertama?

 Seorang perawat memperlihatkan bayi yang lahir tanggal 12 Desember 2012 (12-12-12) di RSIA Andini Pekanbaru, Riau, Rabu (12/12).   (Antara/Viki Payoka)
Seorang perawat memperlihatkan bayi yang lahir tanggal 12 Desember 2012 (12-12-12) di RSIA Andini Pekanbaru, Riau, Rabu (12/12). (Antara/Viki Payoka)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Chief Social Policy and Monitoring UNICEF Indonesia Niloufar Pourzand mengatakan kematian bayi baru lahir (neonatal) di Indonesia cukup tinggi.

"Kebanyakan anak Indonesia meninggal dunia pada bulan pertama kelahiran," kata Pourzand pada kegiatan diseminasi Ringkasan Permasalahan UNICEF tentang MGD's, Anak dan Persamaan Hak, Jumat (14/12).

Berdasarkan data UNICEF diketahui, rata-rata tiap tiga menit terdapat bayi lahir meninggal, sementara ibu melahirkan meninggal rata-rata terjadi setiap jam. Pourzand mengatakan, bayi yang meninggal pada bulan pertama kelahiran, sebagian besar disebabkan karena terserang diare.

Hal itu juga disebabkan karena faktor kemiskinan. "Anak yang di rumah tangga miskin, umumnya memiliki dua kali lipat angka kematian neonatal yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak di rumah tangga yang lebih sejahtera," katanya.

Demikian pula dengan tingkat pendidikan, diakuinya, berpengaruh besar terhadap kasus neonatal. Hal itu sesuai dengan survei UNICEF bahwa anak-anak dari ibu yang kurang dalam hal pendidikan umumnya memiliki angka kematian yang lebih tinggi dari perempuan dengan pendidikan yang lebih baik.

Berkaitan dengan semua persoalan itu, dia mengimbau agar intervensi yang dilakukan pihak terkait memiliki bukti nyata dan mengedepankan "cost effective", sehingga anggaran yang dapat tepat sasaran dan tidak sia-sia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement