Rabu 08 Aug 2012 15:27 WIB

Yuk Kurangi Risiko Diabetes dengan Angkat Besi

  Jadi Setiadi berusaha mengangkat beban saat berkompetisi pada cabang angkat besi Grup B kelas 56 kg di Olimpiade London di Excel, Ahad (29/7). (Mike Groll/AP)
Jadi Setiadi berusaha mengangkat beban saat berkompetisi pada cabang angkat besi Grup B kelas 56 kg di Olimpiade London di Excel, Ahad (29/7). (Mike Groll/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para peneliti baru-baru ini berkesimpulan bahwa latihan angkat besi mampu mengurangi resiko diabetes tipe 2 untuk para pria. Peneliti menemukan bahwa berat badan normal bisa mengurangi resiko hingga sepertiga, menurut penelitian dari 32.000 pria yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine.

Tapi manfaat ini bukan cuma lewat olahraga angkat besi, olahraga biasa juga mampu mencegah penyakit. Namun sebuah laporan menyebutkan bahwa angkat besi bisa menjadi alternatif dari olahraga aerobik seperti berlari untuk orang-orang yang tidak terlalu lincah.

Peneliti dari Harvard School of Public Health di Amerika Serikat dan University of Southern Denmark mengikuti pria yang sudah melewati periode 18 tahun, di mana kondisi tersebut kondisi sedang berkembang hampir 2.300 perkembangan.

Mereka menemukan bahwa 30 menit latihan angkat besi, lima kali sehari bisa mengurangi resiko diabetes hingga 34 persen. Para peneliti juga melaporkan, bahkan latihan yang kurang dari biasa--hanya satu jam dalam satu minggu--mampu menurangi resiko hingga 12 persen.

Namun, latihan aerobik tetap masih menjadi latihan yang paling berpengaruh dibanding latihan biasa karena mampu mengurangi hingga lebih dari setengahnya. Kombinasi dua latihan tersebut memberikan efek yang lebih baik lagi, mengurangi hingga 59 persen.

Ketua penulis, Anders Grontved mengatakan, "Banyak orang yang memiliki kesulitan untuk terlibat dan mengikuti latihan aerobik." "Hasil terbaru ini menyarankan bahwa latihan angkat besi, sebagian besar, bisa dijadikan sebagai alternatif," kata Grontved seperti dikutip BBC.

Tapi ... masih jadi misteri apakah hasil yang sama bisa juga terjadi pada perempuan?

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement