Rabu 01 Feb 2012 10:06 WIB

Flu Tulang, Bagaimana Penularannya?

Nyamuk Cikungunya
Nyamuk Cikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, Ada berbagai jenis flu. Yang saat ini sedang heboh, tentu saja, flu burung. Namun, pernahkah Anda mendengar soal flu tulang? Sebenarnya, seperti apakah penyakit ini. Dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyebutkan, flu ini sebenarnya adalah infeksi virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, sama dengan nyamuk yang menularkan virus demam berdarah.

Sering disebut demikian karena pada infeksi virus ini gejala yang menonjol adalah nyeri yang amat sangat pada tulang dan persendian sehingga terkadang saat berjalan pasien harus membungkuk karena menahan sakit. Nyeri sendi pun bisa bertahan berminggu-minggu, bahkan berbulanbulan walaupun gejala-gejala lain telah hilang.

Gejala lain selain nyeri sendi adalah demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, mata kemerahan, silau, serta bintik-bintik merah, terutama di badan dan tangan. Manifestasi gejala-gejalanya tentu bervariasi pada setiap orang. Gejala nyeri sendi pada anak biasanya justru tidak menonjol.

Meski gejalanya mirip dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat atau renjatan (syok). Bintik-bintik merah pada penyakit ini adalah ruam, jadi bukan tanda adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) seperti demam berdarah dengue.

Sebenarnya, istilah flu sendiri sudah rancu jika mengacu pada penyakit yang batuk, pilek, meriang, karena sebagian besar justru tidak diakibatkan oleh virus influenza. Mungkin dulu digunakan istilah flu tulang karena salah satu gejala influenza adalah nyeri otot dan sendi juga, hanya pada infeksi virus chikungunya nyeri sendi sangat menonjol sehingga disebut flu tulang.

Penyakit ini bersifat self limiting disease, jadi sembuh sendiri tanpa pengobatan spesifik. Obat- obat yang diberikan adalah obat untuk mengurangi gejalanya seperti obat untuk menurun kan demam, antinyeri/antiperadangan untuk menghilangkan nyeri, antimuntah, dan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Biasanya setelah 3-10 hari gejala penyakitnya akan mereda. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, sama seperti demam berdarah, yang harus dibasmi adalah nyamuk perantara virus ini. Di daerah perkotaan, nyamuk yang lebih banyak berperan adalah Aedes aegypti.

Maka, gerakan menutup, menimbun, dan menguras juga relevan untuk mencegah penyebaran virus chikungunya. Selain itu, kolam-kolam dapat diberi ikan pemakan jentik. Secara kimiawi, dapat dilakukan peng asapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa dan pemberian bubuk abate pada tempat- tempat penampungan air.

Untuk mencegah nyamuk menggigit di rumah, dapat menggunakan obat nyamuk atau tidur menggunakan kelambu. Jangan menggantung pakaian karena dapat digunakan nyamuk untuk bersarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement