Kamis 28 Oct 2010 12:13 WIB

Perilaku yang Mendorong Hadirnya Menopause Dini

Rep: Desy Susilawati/ Red: irf
ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menopause merupakan proses alami yang tidak bisa dicegah. Istilah menopause didefinisikan sebagai terakhir kali se orang wanita mengalami menstruasi. Biasanya terjadi sekitar usia 50 tahun atau kisaran umur 45 hingga 55 tahun.

Namun, jangan salah, menopause bisa menimpa wanita pada usia sebelum 40 tahun. Kondisi ini disebut menopause dini. Menurut Prof Dr Med Ali Baziad SpOG (K) dari RSCM, menopause dini biasanya terjadi pada rentang usia 35 tahun, atau 38 tahun hingga 40 tahun. "Berdasarkan praktik sehari-hari angka menopause dini terus bertambah," ujarnya.

Sekitar enam bulan sebelum menopause, yang biasa dikenal sebagai masa premenopause, wanita akan mengalami penurunan level estrogen yang mendadak. Dan, wanita disebut memasuki masa pascamenopause bila tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Ini ditandai dengan terjadinya penurunan yang tajam pada fungsi ovarium yang berakibat pada penurunan produksi hormon seks secara signifikan, terutama estrogen.

Berlebihan

Menopause dini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah pemakaian obat-obatan pelangsing atau penurun berat badan yang berlebih. Jika mengonsumsi hanya satu jenis obat pelangsing dan secara teratur serta tidak bercampur dengan jenis yang lain, mungkin tidak akan bermasalah. Tapi biasanya mereka mengonsumsi lebih dari tiga jenis obat pelangsing. "Ini akan merusak indung telur. Obatobat tersebut akan menekan produksi hormon di otak sehingga telur tidak bisa tum mon di otak sehingga telur tidak bisa tumbuh," tutur Baziad.

Hal itu dibenarkan oleh dr Frizar Irmansyah, SpOG dari RSPP, Jakarta. Menurutnya, obat pelangsing akan membuat ovarium rusak. Efeknya terlihat saat wanita banyak mengeluarkan urine dan membuat sirkulasi darah berkurang sehingga indung telur rusak. Obat-obatan yang membuat wanita bisa menopause dini, menurut Frizar, adalah obat-obatan yang biasanya tidak diresepkan oleh dokter. Padahal, penggunaan obat-obat pelangsing harus dengan pengawasan dokter.

Selain faktor obat pelangsing, menopause dini juga bisa disebabkan oleh faktor makanan yang tidak sehat. Menurut Baziad, penting sekali sejak usia muda wanita mengonsumsi kedelai, bangkuang, pepaya, dan kacang merah. Faktor lainnya adalah adanya penyakit infeksi, misalnya kanker pada ovarium dan radiasi pada ovarium.

Haid tak Teratur

Setiap wanita harus waspada jika pada usia muda sudah meng alami gejala seperti haid tidak teratur, gejolak panas, sukar tidur, kulit keriput, jantung berdebar, pusing, mudah pingsan, libido menurun, serta intkontinensial atau tidak bisa menahan buang air kecil. "Ini gejala-gejala terjadinya menopause," papar Baziad.

Wanita yang sudah menopause biasanya akan merasakan berbagai keluhan, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang. Keluhan jangka pendek berupa hot flushes atau semburan panas di wajah, inkontinensia atau sulit menahan kencing, dan takut ketika sang suami ingin melakukan hubungan suami istri. Bahkan, sampai ada yang berniat mengakhiri hidupnya.

Sementara untuk keluhan jangka panjang, karena menopause merupakan akibat dari kekurangan hormon estrogen, wanita menopause berpotensi mengalami osteoporosis, tulang patah, bahkan penyakit kardiovaskuler/jantung dan pembuluh darah. "Kepadatan tulang turun sebanyak tiga persen setelah 12 bulan tidak mengalami menstruasi," kata Baziad. Osteoporosis terjadi karena ada penurunan massa tulang atau kepadatan tulang sehingga tulang rapuh dan mudah retak.

Di Indonesia osteoporosis merupakan penyebab utama patah tulang (pinggul, tulang belakang) dan nyeri sendi (lutut dan lainnya) pada wanita menopause. "Tapi, kebanyakan wanita menganggap osteoporosis sebagai masalah kesehatan akibat penuaan bukan karena menopause," ungkap Baziad.

Selain itu, wanita yang memasuki tahap menopause berisiko meningkat secara signifikan terserang penyakit jantung koroner (PJK) akibat penurunan estrogen. Tekanan darah wanita di atas 60 tahun meningkat lebih drastis dibandingkan pria. "Tingginya tekanan darah secara terusmenerus merupakan faktor risiko yang independen dan kuat terhadap jantung koroner," ucap Baziad.

Menopause juga meningkatkan secara signifikan risiko hipertensi, khususnya TD Sistolik. Bila tidak ditangani, komplikasi yang muncul dari hipertensi akan sangat berbahaya, sering kali mengakibatkan stroke, serangan jantung, gagal jantung, penyakit-penyakit pembuluh darah atau gagal ginjal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement